PENGARUH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP
BIDANG
MANAGEMENT JASA
DAN MANUCFATURING
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
(Eko Pranatya s)
ABSTRAK
Perkembangan
teknologi informasi membawa perubahan yang
signifikan dalam
dunia bisnis. Ada berbagai macam sistem informasi
dengan menggunakan
teknologi informasi yang muncul, antara lain
Electronic Data
Processing Systems, Data Processing Systems (DPS),
Decision Support
System (DSS), Management Information System (MIS),
Executive
Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan Accounting
Information System
(AIS). Perkembangan teknologi informasi juga
berpengaruh
terhadap bidang akuntansi manajemen selaku bidang
penghasil
informasi dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengambilan
keputusan manajemen. Pengaruh tersebut dapat bersifat
menguntungkan
maupun merugikan perusahaan.
Kata kunci:
teknologi informasi, akuntansi manajemen, informasi,
pengambilan
keputusan.
ABSTRACT
Information
technology development has significantly changed the
businesses.
Various kinds of information systems which use information
technology are
Electronic Data Processing Systems (EDP), Data
Processing Systems
(DPS), Decision Support System (DSS),
Management
Information System
(MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert
System (ES) and
Accounting Information System (AIS). The
development of
information technology has also influenced management
accounting
dicipline as the producer of information for planning,
controling and
decision making . These influences, of course, has
advantages and
diadvantages for the companies.
Keywords:
information technology, management accounting, information,
decision making.
128
1. PENDAHULUAN
Pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin
merasakan informasi
sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping
kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah
berubah bentuk menjadi suatu
komoditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini
terbukti dengan semakin
berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti
stasiun televisi, surat kabar,
radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi
kehidupan manusia. Perubahan
lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut
didukung oleh kemajuan teknologi
informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong
transformasi masyarakat
tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa
dampak dalam kehidupan
masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun
1955, peradaban dunia
telah memasuki era informasi. Teknologi informasi
dengan komputer sebagai motor
penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan
informasi berbasis komputer
mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah banyak
software yang dapat
digunakan orang sebagai alat pengolah data untuk
menghasilkan informasi.
Dibidang akuntansi, sistem pemrosesan informasi
akuntansi berbasis komputer
banyak ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan
kemudahan bagi para
akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu,
lengkap, dapat dipahami, dan teruji.
Dalam era bisnis global, pengaruh kemajuan teknologi
informasi tidak dapat
dihindarkan lagi, seperti penggunaan telepon,
faksimili, komputer, dan satelit dalam
berbagai aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan.
Teknologi informasi
memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari
tempat yang berjauhan
dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang
murah.
Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan
lingkungan ini jika ingin
organisasinya tetap dapat bertahan dan meningkat
kinerjanya. Manajemen
organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh
perkembangan teknologi yang
mencakup informasi, peralatan teknik dan proses
dalam mengubah input menjadi
output. Selain itu, manajemen harus dapat memahami
dengan baik peran sistem
informasi dalam organisasi (Eliot, 1992).
Perubahan lingkungan ini juga menuntut akuntansi
manajemen sebagai suatu
sistem informasi untuk menyediakan informasi yang
dapat dipercaya, relevan, tepat
waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam
rangka pengambilan keputusan
manajemen.
2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PERKEMBANGANNYA
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin
merebaknya globalisasi
dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya
persaingan bisnis, semakin
singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang
ditawarkan, serta meningkatnya
tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa
yang ditawarkan. Untuk
mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari
terobosan baru dengan
memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat
menjadi fasilitator dan
interpreter. Semula teknologi informasi digunakan
hanya terbatas pada pemrosesan
129
data. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi tersebut, hampir semua
aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh
aplikasi dan otomatisasi teknologi
informasi.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai
perpaduan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya
seperti perangkat keras,
perangkat lunak, database, teknologi
jaringan, dan peralatan telekomunikasi
lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai
dalam sistem informasi organisasi
untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam
rangka pengambilan
keputusan.
Ada berbagai macam sistem informasi dengan
menggunakan teknologi
informasi yang muncul, antara lain Electronic
Data Processing Systems, Data
Processing Systems (DPS),
Decision Support System (DSS),
Management Information
System (MIS), Executive
Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan
Accounting Information System
(AIS) (Bodnar,
1998). Saluran komunikasi yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi adalah standard
telephone lines, coaxial
cable, fiber optics, microwave systems,
communications satellites, cellular radio and
telephone. Sedangkan konfigurasi jaringan
yang dapat dipakai untuk berkomunikasi
adalah Wide Area Network (WAN), Local Area
Network (LAN), dan Client/Server
Configurations (Romney, 2000).
EDP adalah penggunaan teknologi komputer untuk
menyelenggarakan
pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi
organisasi. Sistem ini digunakan
untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin
(sehari-hari). Sistem ini tidak
dapat membantu pekerjaan pihak manajemen yang
berkaitan dengan pengambilan
keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk
meningkatkan ketepatan waktu dan
frekuensi penyajian laporan. Secara fundamental, EDP
merupakan aplikasi sistem
informasi akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah
data processing (DP)
sebenarnya sama dengan EDP.
MIS merupakan penggunaan teknologi komputer untuk
menyediakan informasi
yang berorientasi pada manajemen level menengah. MIS
mengakui adanya
kenyataan bahwa para manajer dalam suatu organisasi
membutuhkan informasi
dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa sistem
informasi berbasis
komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi
para manajer.
DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya
diproses dalam bentuk
pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena
berorientasi pada pemakai akhir,
maka DSS membutuhkan penggunaan model-model
keputusan dan database khusus
yang berbeda dengan sistem DP. DSS diarahkan pada
penyediaan data yang nyata,
khusus, dan informasi yang tidak rutin yang diminta
oleh manajemen. DSS dapat
digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang
atau pasar potensial. DSS
juga dapat membantu mengubah proses bisnis, dimana
umumnya manajer membuat
semua keputusan, namun dengan adanya teknologi
informasi seperti decision
support tools, access database, dan modelling
software, pengambilan keputusan
menjadi bagian setiap orang.
ES merupakan sistem informasi yang berbasis pada
pengetahuan yang
menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus
untuk menjalankan
kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir.
Seperti DSS, ES membutuhkan
penggunaan model-model keputusan manajemen dan database
khusus. Tidak seperti
DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis
pengetahuan dan inference engine.
130
Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan
keputusan, maka ES
membuat keputusan tersebut.
EIS merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan
dengan kebutuhan
manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam
proses pengambilan
keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan sebuah
sistem yang menyediakan
informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi
para pengambil keputusan.
Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas
perusahaan seperti pada value
chain dapat menghasilkan beberapa
keuntungan, seperti penghematan biaya,
percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas,
percepatan waktu pengiriman
barang dan jasa kepada pelanggan, serta peningkatan
nilai barang dan jasa yang
tinggi pada pelanggan.
Salah satu teknologi informasi yang tidak kalah
pentingnya adalah pemakaian
Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah komunikasi
antar komputer dengan
tujuan meningkatkan efektivitas dan mengurangi
pekerjaan yang sifatnya klerikal.
Hansen dan Hill (1989) mendefinisikan EDI sebagai
pergerakan dokumen bisnis
dalam format terstruktur antara berbagai patner
bisnis dalam suatu organisasi.
Dengan EDI, dokumen yang diterima dapat
memerintahkan komputer secara
otomatis. EDI yang terintegrasi memberikan peluang
pada manajer untuk
berkonsentrasi penuh pada pengambilan keputusan
strategik dan meningkatkan
kemampuan dalam pengendalian beberapa aktivitas.
Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi
yang kuat akan menjadi
competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus
menjadi entry barrier (Fasio, 1994).
Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang,
tidak ada alasan untuk tidak
menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat
mempermudah perusahaan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hanscombe,
1989).
3. PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP
BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem
informasi yang
memproses input sehingga menghasilkan output untuk
mencapai tujuan khusus
manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi
akuntansi manajemen. Proses
dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan,
(collecting), pengukuran
(measuring), penyimpanan (storing),
analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan
pengelolaan (managing) informasi. Output yang
dihasilkan dapat berupa laporan
khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran,
laporan kinerja, bahkan
komunikasi personal. Model operasional dari sistem
informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan pada Gambar 1.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga
tujuan utama, yaitu (1)
untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya jasa,
produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen,
(2) untuk menyediakan
informasi yang digunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan yang berkesinambungan, serta (3) untuk
menyediakan informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen, 2000).
Ketiga tujuan ini
mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
membutuhkan informasi
akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana
cara menggunakannya.
131
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu
manajemen mengidentifikasikan
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja. Informasi
akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam
semua lingkup manajemen,
meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Lebih jauh lagi,
kebutuhan akan informasi tidak terbatas pada
organisasi manufaktur, tetapi juga
mencakup organisasi dagang dan jasa.
GAMBAR 1.
Operational Model: Management
Accounting Information System
INPUTS OUTPUTS
USERS
PROCESSES
Collecting
Measuring
Storing
Analyzing
Reporting
Economics Events Managing
Special Reports
Product Costs
Customer Costs
Budget
Performance Reports
Personal Communication
Sumber: Hansen (2000:4)
Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan
dewasa ini telah
menuntut adanya pengembangan terhadap
praktek-praktek akuntansi manajemen
yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global
telah mengubah lingkungan
ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya
lingkungan baru pada bidang
akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah
besar organisasi. Karena
lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen
tradisional tidak digunakan lagi.
Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1)
orientasi kepada pelanggan, (2)
perspektif lintas fungsional, (3) persaingan
global), (4) manajemen mutu total (TQM),
(5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6) kemajuan
dalam teknologi informasi, (7)
kemajuan lingkungan manufaktur, (8) pertumbuhan dan
deregulasi dalam industri
jasa, dan (9) manajemen berdasarkan aktivitas (ABM).
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan
teknologi informasi.
Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang
terintegrasi dengan
komputer (Computer-Integrated Manufacturing =
CIM). Dengan proses produksi
terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor
dan mengendalikan berbagai
operasi. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar
informasi yang berguna
dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer
dengan segera. Apa yang sedang
terjadi di bagian produksi dapat diketahui dengan
segera pula. Sekarang sudah
dimungkinkan untuk memantau produk secara terus
menerus ketika mereka
bergerak menuju pabrik dan mencatat berbagai hal pada
saat yang sama.
132
biaya unit yang diproduksi, bahan yang digunakan,
sisa, dan biaya produksi.
Hasilnya adalah suatu sistem informasi yang secara
terpadu mengintegrasikan data
proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi.
Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas
dan kecepatan informasi.
Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi
yang lebih kompleks, maka
mereka harus memiliki akses data dari sistem dan
mampu memilah serta
menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain
pihak, ini mengimplikasikan
bahwa alat-alat untuk analisis harus andal.
Kemajuan kedua adalah ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan,
seperti
ketersediaan komputer personal (PC), software,
dan paket-paket grafis yang
memudahkan pengguna (user friendly). Komputer
personal berfungsi sebagai
penghubung komunikasi ke sistem informasi
perusahaan, sedangkan software dan
paket grafis memberikan manajer kemampuan analitis
untuk menggunakan
informasi tersebut. Alat bantu PC dan software tersedia
bagi manajer dari semua
jenis organisasi. PC dan software yang mudah
pengoperasiannya memungkinkan
manajer melakukan lebih banyak analisis dan mengurangi
ketergantungannya pada
departemen sistem informasi yang tersentralisasi.
Jika sebuah PC juga bertindak
sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database
organisasi, maka manajer
dapat mengakses informasi dengan cepat dan
menyiapkan lebih banyak laporannya.
Akuntan manajemen sekarang lebih fleksibel merespon
kebutuhan manajerial untuk
aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih
kompleks. Selain itu, kemampuan
perhitungan yang cepat dewasa ini telah memungkinkan
penyusunan laporan pada
saat dibutuhkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa
peningkatan daya respon
dari sistem informasi akuntansi manajemen
kontemporer memungkinkan mereka
merealisasikan penghematan biaya secara berarti melalui
penghapusan sejumlah
besar laporan bulanan internal.
Hansen dan Mowen (2000) menyatakan bahwa akuntansi
manajemen tidak
hanya dipengaruhi oleh lingkungannya, namun
akuntansi manajemen itu sendiri
dapat mempengaruhi perkembangan dalam organisasi,
masyarakat, dan lingkungan
lainnya.
Beberapa trend yang berpengaruh pada bidang
akuntansi manajemen antara
lain adalah increasing requirement, advance
informations technology, dan just in time
divercity. Perkembangan yang terjadi dalam
akuntansi manajemen akibat kemajuan
teknologi informasi disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu customer orientation, total
quality management, time as
competitive element, advances in the information
technology, advances in the
manufacturing environment, service industry growth dan
global competition.
Akuntansi manajemen harus mampu menghadapi tantangan
perubahan
lingkungan sehingga dapat menghasilkan informasi
yang sesuai dengan perubahan
teknologi manufaktur, teknologi sistem informasi dan
persaingan global. Sistem
akuntansi manajemen harus mampu beradaptasi dengan
kemajuan teknologi.
Selain itu, kemajuan teknologi membawa dampak
terhadap perkembangan dunia
industri yang menuntut adanya kriteria penilaian
kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan secara optimal. Kriteria tersebut
menyebabkan bidang akuntansi
manajemen untuk dapat menyajikan informasi yang
dapat dipercaya, relevan, tepat
waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam
rangka pengambilan keputusan
manajemen, baik strategik maupun taktis.
133
Kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak
besar pada
perkembangan dalam paradigma maupun pada teknologi
manufaktur. Beberapa
faktor akuntansi manajemen yang mendasar mengalami
perubahan akibat
penggunaan teknologi informasi. Perubahan tersebut
antara lain mencakup proses
perencanaan, pengendalian aktivitas rutin, struktur
organisasi dan situasi kerja.
Dalam situasi dimana lingkungan berubah, maka
rencana organisasi juga harus
berubah agar tetap bertahan dan keadaan organisasi
tetap stabil. Organisasi yang
dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus
responsif jika tidak ingin
mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat
dihindarkan. Kondisi ini
mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan
peningkatan yang inovatif
secara kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat
tetap bertahan dalam
persaingan yang sangat ketat, bahkan dapat
memungkinkan perusahaan dapat
menjadi leading company.
Akuntansi manajemen hendaknya memperhatikan aplikasi
konsep-konsep
manajemen dan akuntansi yang tepat, serta teknik
untuk menyajikan informasi
keuangan yang berguna bagi manajemen dalam melakukan
perencanaan,
pengawasan, pengambilan keputusan, dan alokasi
sumber daya yang paling
ekonomis. Dengan mempertimbangkan kemampuan yang
dimiliki, penerapan
teknologi informasi merupakan suatu tantangan bagi
akuntansi manajemen dalam
menghadapi teknologi yang ada. Akuntan manajemenlah
yang menentukan
keputusan untuk menyesuaikan kemampuan teknologi
informasi dengan
kemampuan atau kapasitas perusahaan. Akuntan
manajemen bertanggung jawab
menciptakan iklim yang positif untuk melakukan
perubahan didalam suatu
organisasi. Jelasnya, terdapat keuntungan bagi
manajemen untuk mengaplikasikan
teknologi informasi. Teknologi informasi juga dapat
memberikan kesempatan dan
mendukung perusahaan untuk mampu lebih berkompetisi
dalam era globalisasi.
Pengertian kemampuan yang lebih kompetitif mengacu
pada penyediaan fasilitas
untuk dapat bersaing melalui perbaikan mutu
pelayanan.
Berikut ini adalah beberapa contoh implementasi
teknologi informasi dalam
akuntansi manajemen. Penerapan EDI dalam Just In
Time (JIT) menawarkan
pengendalian persediaan, mengarahkan orientasi pada
kualitas dan efisiensi tenaga
kerja. EDI juga memberikan peluang pada akuntan
manajemen dalam
meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan production,
shedulling, sales
forecasting, mempercepat internal
response time, berhubungan secara lebih dekat
dengan pelanggan, dan membantu manajemen dalam
meningkatkan pengendalian
aktivitas bisnis. Dalam Activity Based Costing (ABC),
teknologi informasi dapat
diterapkan untuk mengolah informasi biaya sehingga
dapat memberi kejelasan
mengenai sumber atau penyebab dari pos-pos biaya
secara cepat dan terorganisasi.
Sedangkan dalam Total Quality Control (TQC),
teknologi informasi dapat diterapkan
untuk melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga
memungkinkan menghasilkan
produk yang sempurna (zero-defect) dan mutu
produk merupakan tanggung jawab
dari semua bagian. Perkembangan teknologi informasi
dalam akuntansi manajemen
juga dapat menyediakan informasi tentang korelasi
antara biaya dan waktu dengan
cepat dan relevan. Hal ini menjadikan manajer mampu
merespon perubahan kondisi
pasar secara cepat dan tepat. Selain itu, penerapan manufacturing
cell dapat
mempercepat waktu yang digunakan untuk produksi dan
menurunkan biaya
produksi.
Munculnya Computer–Integrated Manufacturing (CIM)
juga merupakan salah
satu bentuk penerapan teknologi informasi. CIM
mengaplikasikan beberapa
kemampuan. Yang pertama, produk dirancang melalui
pemanfaatan sistem
rancangan komputer (Computer-Assisted Design (CAD)).
Yang kedua, rancangan
diuji dengan menggunakan sistem rekayasa komputer (Computer-Assisted
Engineering (CAE)). Yang ketiga, produk
dibuat dengan menggunakan sistem
(Computer-Assisted Manufacture (CAM)). CAM
menggunakan mesin dan robot yang
dikendalikan oleh komputer. Yang keempat, sistem
informasi yang menghubungkan
berbagai macam komponen terotomatisasi. Salah satu
ciri CAM adalah sistem
manufaktur yang fleksibel, yaitu sistem yang mampu
membuat produk yang dimulai
dan diakhiri dengan menggunakan robot serta alat-alat
otomatis yang dikendalikan
oleh komputer mainframe. Kemampuan menghasilkan
berbagai produk yang sama
ini merupakan suatu keunggulan.
Tantangan bagi akuntan manajemen lainnya adalah
berupa tekanan luar yang
berasal dari partner dagang (internal
pressure). Banyak perusahaan dan organisasi
yang menyadari bahwa mereka tidak dapat melanjutkan
aktivitas usahanya bila
tidak bergabung dengan Information Technology
Network. Perusahaan yang
ketinggalan dalam menerapkan teknologi informasi
akan sulit berkomunikasi
dengan yang lain disamping tidak dapat bersaing.
Sedangkan perusahaan yang
telah mengimplementasikan teknologi informasi merasa
enggan untuk berhubungan
dengan perusahaan yang belum mengimplementasikan
teknologi informasi.
Akuntan manajemen juga harus mempertimbangkan
pesatnya perkembangan
teknologi informasi. Mereka harus mampu menyesuaikan
tingkat perkembangan
perusahaan dengan tersedianya perangkat keras dan
perangkat lunak yang ada.
Implementasi teknologi informasi harus
mempertimbangkan bukan hanya biaya
investasi saja, melainkan juga biaya perawatan dan
biaya operasi, termasuk biaya
tenaga ahli dan pemakaian jaringan pada pihak
ketiga.
Akhirnya, dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi
harus juga disesuaikan dengan kultur atau budaya
manusia secara umum. Jangan
sampai dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi tersebut
hanya melihat dari sisi teknologinya saja tanpa
mempertimbangkan konteks sosial
dan kultur di negara asal yang kondisinya jauh
berbeda. Dari gambaran diatas,
terdapat suatu fenomena yang menarik, yaitu sistem
informasi dan teknologi yang
canggih akan memberikan peluang untuk membuat
organisasi lebih hidup.
4. BERBAGAI MASALAH YANG TIMBUL
AKIBAT PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN CARA
MENGATASINYA
Perkembangan teknologi informasi disatu sisi
menguntungkan akuntansi
manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan
beberapa masalah. Bahkan
teknologi informasi merupakan salah satu penyebab
adanya tekanan bisnis pada
organisasi. Permasalahan yang timbul akibat
perkembangan teknologi informasi
adalah sebagai berikut:
a. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam
perusahaan memerlukan biaya
yang besar.
135
b. Pengembangan teknologi informasi tidak hanya
membutuhkan pengetahuan dan
kemampuan teknis di bidang akuntansi saja, tetapi
pengetahuan tentang
teknologi informasi juga harus dikembangkan. Hal ini
berkaitan dengan masalah
information literacy yang perlu ditingkatkan agar
pemanfaatan teknologi
informasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan mengenai
teknologi informasi bukan
sekedar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih
pada kekuatannya secara
strategis.
c. Teknologi informasi yang diterapkan tersebut
harus acceptable, artinya dapat
diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya.
Jika perkembangan
teknologi tidak acceptable, maka dapat
menimbulkan perilaku yang tidak
diharapkan seperti resistance to change (penolakan
terhadap perubahan).
Resistance to change muncul karena tidak semua orang
mudah menerima
perubahan dan menganggap bahwa adanya perubahan
berarti hambatan, bahkan
dapat merupakan ancaman. Resistance to change juga
dapat timbul karena
kurangnya pengetahuan atau ketidakmampuan dalam
mengoperasikan teknologi
informasi yang baru. Sebaliknya, bagi orang-orang
yang dinamis, perkembangan
teknologi informasi merupakan dorongan untuk semakin
mengembangkan diri.
Beberapa contoh anggapan bahwa perkembangan
teknologi informasi merupakan
ancaman, yaitu seorang mandor yang merasa
kedudukannya terancam jika pihak
manajemen memutuskan untuk menggunakan sistem
pengawasan terpusat
dengan monitor kamera. Atau seorang manajer
menganggap perubahan sebagai
ancaman bila wewenang dan kekuasaan yang dimilikinya
menjadi berkurang
akibat penerapan teknologi informasi.
d. Perkembangan teknologi informasi menuntut semakin
banyaknya keahlian yang
dimiliki oleh karyawan atau pekerja dalam
organisasi. Oleh karena itu
pendidikan tambahan dan pelatihan sangat diperlukan
untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dari karyawan atau
pekerja.
e. Perkembangan teknologi informasi juga
memungkinkan hilangnya kesempatan
kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena
teknologi informasi
tersebut dapat menjalankan tugas mereka. Teknologi
informasi hanya
menciptakan kesempatan kerja baru bagi tenaga ahli
atau individu yang benarbenar
memenuhi kualifikasi.
f. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa
perkembangan teknologi informasi
dapat menimbulkan pemborosan, karena diperlukan
biaya yang besar untuk
pengadaan peralatan-peralatan yang canggih yang
diperlukan serta pengadaan
pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki.
g. Ada juga pihak yang tidak senang dengan kehadiran
komputer yang dianggap
menjadikan mereka malas bekerja dan membosankan.
Keadaan ini disebut
dengan functional fixaction (tidak bersedia
menerima sesuatu yang baru
walaupun sesuatu yang baru itu lebih bermanfaat).
h. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi
maka memungkinkan
munculnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat
perkembangan teknologi
informasi, maka diusahakan beberapa tindakan.
Masalah resistance to change harus
dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan
menurunnya produktivitas,
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2,
Nopember 2000: 127 – 137
meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi
atau pemogokan kerja
(Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak
diinginkan, Gordon
menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja
dilibatkan dalam pelaksanaan
tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang
mendukung kualitas anggota
organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran
pada karyawan bahwa
penggunaan teknologi informasi dapat memberikan
manfaat dalam jangka panjang
dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Selanjutnya
Gordon mengajukan
beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance
to change terhadap
perubahan implementasi teknologi informasi, antara
lain communication,
educational program, evolusional
change, employee involment, new policies and
procedures, staff change,
temporary structure dan
steering committee.
Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang
teknologi informasi,
maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan
pendidikan dan pelatihan
serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang
relevan.
Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi
mengimplementasikan
teknologi informasi yang baru, mereka harus
mempertimbangkan besarnya biaya
yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost
– benefit analysis).
Teknologi informasi akan diterapkan apabila manfaat
yang diperoleh dengan
menggunakan teknologi informasi lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan
untuk mengimplementasikan teknologi informasi. Hal
ini disebut juga sebagai value
of information technology. Oleh karena itu, akuntan
manajemen perlu
mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil
keputusan. Keamanan
harus senantiasa ditingkatkan, untuk menghindari penyalahgunaan
teknologi
informasi. Misalnya dengan menyimpan komputer pada
tempat yang aman, hanya
boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang
berkepentingan, penggunaan
password, dan pembuatan access control
matrix.
5. KESIMPULAN
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu
organisasi, harus disadari
bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk
teknologi informasi yang
juga mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya
teknologi informasi
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang
akuntansi manajemen.
Akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan
perkembangan kegiatan
perusahaan.
Kehadiran teknologi informasi memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan,
seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang
kompleks serta menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat
waktu, lengkap, dapat dipahami, dan
teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan
manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan
dan kinerja perusahaan juga
dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap
bertahan dalam era
informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar
global.
Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi
informasi juga dapat
menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan,
seperti tertutupnya
kesempatan kerja, timbulnya resistance to change serta
timbulnya kejahatankejahatan
teknologi informasi yang dapat merugikan perusahaan.
Pengaruh Perkembangan Teknologi
Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen
(Sri Maharsi)
137
DAFTAR PUSTAKA
·
Bodnar,
George H. and William S. Hopwood, (1998). Accounting Information System.
·
7th
edition. Upper Saddle River-New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.
·
Elliot,
Robbet K. (June 1992). ”The Third Wave Break on the Shore of Accounting”.
·
Accounting
Horizon, vol.
VI/2, page:61.
·
Fazio,
Regina (March-April 1994). “The Right Way to go Global:an Interview with
·
Whirpool
CEO, Davit Whitman”. Harvard Business Review, page:135-145.
·
Gordon,
Judit R. (1993). Organizational Behavior. 4th edition. Needham Height-
·
Mampu:
Allyn and Bacon.
·
Hanscombe,
Richard and Philiph Norman (1989). Strategic Leadership: The Missing
·
Link. International edition,
Singapore: Mc Grawhill Book Co.